Taman Nasional Baluran, Africa Van java

Kamis, 17 Mei 2012…

Long weekend gak kemana-mana? Basiii! :p

Bagi saya, gak afdol kalau long weekend tidak digunakan untuk melihat tempat baru. Dengan prinsip ini, maka long weekend kali ini pun harus diisi dengan traveling, alias jalan-jalan, alias pergi ke luar kota. Sasaran kali ini cukup di Jawa Timur saja. Dengan berkendara melewati rute Sidoarjo – Porong – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo selama sekitar 6 jam, sampailah kami di salah satu Taman Nasional di Indonesia, yaitu Taman Nasional Baluran. Taman Nasional Baluran terletak di Jl. Raya Situbondo-Banyuwangi Desa Wonorejo, Kec. Banyuputih Kab. Situbondo (sebelah utara Banyuwangi). Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu gunung Baluran. Jika anda berkendara dari Surabaya menuju pelabuhan Ketapang (pelabuhan untuk menyeberang ke Bali) di Banyuwangi, dan melalui jalur Pantura, pasti akan melewati Taman Nasional ini.

Rute Surabaya – Baluran

Peta TN Baluran

Oya, rombongan jalan-jalan kali ini terdiri dari teman-teman kantor, yaitu Mehdia dan Ipunk; teman-teman SMA, yaitu Ajeng dan Indra; Susi, pacarnya Indra; serta Oppie, teman SMA Mehdia.

Gerbang TN Baluran terletak di Batangan. Di daerah ini terdapat kantor utama serta pusat informasi. Di pusat informasi kami membeli karcis masuk seharga Rp. 2.500/orang dan Rp. 6.000/mobil.

Gerbang Taman Nasional Baluran

Welcome to Baluran

Pusat informasi

Dari Batangan, kami menuju Bekol. Di Bekol ini terdapat padang savanna. Dalam perjalanan Batangan – Bekol, kami melewati kawasan evergreen forest, yaitu hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Benar saja, suasananya berbeda dengan hutan yang sebelumnya kami lewati. Jika sebelumnya kami melewati hutan yang kering dikarenakan sedang kemarau, saat melewati evergreen forest ini kami serasa melewati terowongan hijau. Daun-daun pohonnya tumbuh lebat dan rapat menaungi jalan kami.

Evergreen forest

Evergreen forest

Banyak orang menyebut Baluran sebagai miniatur hutan Indonesia karena hampir semua tipe hutan ada di sini. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan. Luas total Baluran + 25000 Ha.

Batangan – Bekol berjarak 12 km dan dapat ditempuh dalam waktu 30 menit. Tetapi perjalanan rasanya lebih jauh dari itu, dikarenakan keadaan jalan yang rusak. Sesampainya di Bekol, kami menuju pos penjagaan Bekol untuk mengurus penginapan kami.

Pos jaga Bekol

Aksesibilitas dan akomodasi di Baluran

Ya, di Bekol ini terdapat penginapan yang bernama Wisma Rusa. Harga sewa per malamnya cukup murah, hanya Rp. 35.000/orang. Satu kamar dapat diisi 2-3 orang. Oya, jika berencana menginap, sebaiknya booking dulu via telepon beberapa hari sebelumnya agar tidak kehabisan kamar. Karena saat itu long weekend, tentu saja kami sudah membooking sebelumnya.

Wisma Rusa

Kamar Wisma Rusa

Rg. bersama di Wisma Rusa

Selain penginapan, juga terdapat fasilitas mushola di Bekol. Musholanya berupa rumah panggung dan cukup besar. Bagi para backpacker yang berhemat, bisa juga kok menginap di mushola. Saat sholat subuh, karena sedang mati lampu, saya sempat hampir menginjak beberapa orang yang menginap di mushola. Haha. Alternatif lain untuk menginap adalah mendirikan tenda alias camping. Sudah disediakan camping ground di sekitar Bekol. Sayangnya di Bekol ini tidak terdapat fasilitas kantin untuk makan.

Padang savanna yang terdapat di Bekol ini bisa dibilang ikonnya Taman Nasional Baluran. Coba saja browsing tentang Baluran, pasti yang muncul adalah gambar-gambar savanna Bekol. Savanna Bekol memiliki luas + 300 Ha dari total 10.000 Ha luas savanna di Baluran, yang merupakan hamparan savanna satu-satunya dan terluas di Pulau Jawa. Perpaduan padang savanna yang luas, pohon yang berdiri sendirian di tengah padang, serta latar belakang gunung Baluran menjadikan pengunjung serasa berada di Afrika. Sayang sekali suasana wildlife a la Afrika kurang dilengkapi dengan kehadiran hewan-hewan yang berkelompok dan berlarian kesana-kemari. Aktivitas pengamatan satwa katanya paling baik dilakukan pagi dan sore hari, dimana satwa banyak berkumpul di savanna.  Entah sore itu memang bukan waktunya hewan-hewan itu muncul, atau kami saja yang kurang beruntung tidak dapat bertemu.

Savanna Bekol

Savanna Bekol dengan latar belakang Gunung Baluran

Mehdia jump!

ki-ka : Ipunk, Ajeng, Oppie, Susi, Indra, Intan, Mehdia

Gunung Baluran

Puas berfoto di savanna, kami menuju Pantai Bama untuk melihat sunset. Bekol – Bama berjarak 3 km dan seharusnya dapat ditempuh dalam waktu 10 menit. Tapi lagi-lagi rasanya lama, karena kondisi jalan yang rusak. Namun perjalanan menuju Bama ini lebih terasa adventure nya. Selain harus offroad di jalanan yang rusak, pemandangan hutan menuju Bama ini Afrika banget. Padang savanna beserta vegetasi-vegetasi unik yang belum pernah kami temui sebelumnya. Oya, kami sempat bertemu kumpulan monyet yang sedang bercengkrama di tengah jalan.

Di Pantai Bama ini terdapat fasilitas yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan di Bekol. Ada penginapan, kantin, mushola, beberapa kamar mandi untuk bilas dan ruang ganti, serta outbond ground. Penginapan di Bama harganya lebih mahal, Rp. 75.000/orang.

Penginapan di tepi pantai Bama

Karena sudah tidak ada cahaya matahari dan pantai sedang surut, pantai terlihat biasa saja. Entah jika esok saat matahari sedang tinggi dan air sedang pasang.

Petang itu kami lunner (lunch+dinner :p) di kantin Bama. Ini kantin satu-satunya yang menjual makanan di dalam Baluran. Saat itu menu yang dijual hanya ada 3 macam, yaitu nasi goreng, nasi soto ayam, dan nasi pecel. Entah menunya begitu terus atau berganti setiap beberapa hari sekali.  Harga makanannya cukup terjangkau, hanya Rp. 9.000/porsi. Selain makanan, juga tersedia banyak minuman sachet serta makanan ringan. Untuk yang menginap di Bekol dan malas jika harus ke Bama untuk membeli makan, jangan khawatir, tersedia delivery service. Kita tinggal bilang kepada petugas di pos penjagaan Bekol. Nanti petugas tersebut yang akan menelpon kantin Bama untuk memesankan makanan kita. Tentu saja ada biaya delivery service-nya.

Kantin di Bama

Nasi goreng

Setelah makan, kami kembali ke Bekol. Melewati hutan yang gelap. Tidak ada sinar kecuali lampu mobil kami. Sempat khawatir nanti tiba-tiba ada yang “muncul” di tengah jalan. Hihihi. Mendekati Bekol, dari kejauhan terlihat ada banyak mata bersinar kuning. Ternyata memang ada yang beneran muncul! Bukan penampakan hantu lho ya, tapi penampakan sekelompok rusa. Kyaaa… Ini nih yang dicari sedari tadi. Rusa-rusa ini ternyata memang mencari makan saat malam hari.

Kawanan rusa di malam hari (maaf kamera terbatas :p)

Malam hari di sekitar penginapan ternyata suasananya lumayan mencekam karena sepi dan gelap. Ya iya juga sih, namanya aja di tengah hutan. Jadi malam itu tidak ada lagi kegiatan yang dapat kami lakukan selain mengobrol dan istirahat di penginapan.

Jumat, 18 Mei 2012…

Hari ini kami bangun pagi-pagi sekali untuk mengejar sunrise di Pantai Bama. Pukul setengah 5 kurang, kami menuju Bama. Sayangnya di tengah perjalanan ban mobil kami terperosok di lubang tanah yang becek. Malam sebelumnya memang hujan deras, sehingga pagi itu tanah basah dan becek dimana-mana. Butuh waktu agak lama untuk mengeluarkan ban mobil dari dalam lubang, sehingga sunrise pun terlewatkan. Bye sunrise

Susi, Indra, Ajeng dengan kaki berlumur lumpur

Pantai Bama di pagi hari ternyata biasa saja. Mungkin juga karena saat itu cuaca agak mendung dan air laut masih surut. Katanya sih pantai cantik-cantiknya sekitar jam 1 atau jam 2 siang. Sekitar jam itulah waktu yang katanya paling pas untuk snorkeling di pantai ini. Selain snorkeling, diving juga bisa dilakukan di sini. Alat snorkeling bisa disewa di sekitar Pantai Bama ini, entah kalau alat diving. View underwaternya sih katanya cukup bagus.

Pantai Bama

Pantai Bama

Seusai makan pagi di kantin Bama, kami berencana birdwatching melalui jalur yang ada di dekat pantai ini. Sayangnya, petugas kantin memberi info bahwa jalur tersebut tidak dapat dilalui karena ada pohon tumbang akibat hujan deras semalam. Akhirnya kami beralih jalur untuk melihat hutan mangrove. Mangrove ini berada dekat dengan Pantai Bama. Kami harus tracking beberapa kilo untuk mencapainya. Tenang saja, jalurnya jelas kok, karena ada papan petunjuk setiap beberapa meter.

Menuju hutan mangrove

Mehdia, Ipunk, Oppie, Ajeng

Puas berkeliling di Pantai Bama, kami kembali ke Bekol. Berharap bisa bertemu sekelompok hewan seperti banteng atau rusa sedang beraktivitas, ternyata yang lagi-lagi bisa ditemui hanya sekelompok monyet. Akhirnya kami kembali rusuh berfoto di tengah savanna.

Colourful us :)

Ipunk, me, Mehdia

Sesampainya di penginapan, kami check out dan membereskan pembayaran. Masih belum puas, kami melanjutkan naik ke menara pandang yang terletak di atas bukit tepat di belakang pos Bekol. Dari dekat pos penjagaan Bekol, kami harus menaiki tangga beberapa ratus meter untuk sampai ke menara pandang. Cukup melelahkan, tapi worth it karena dapat melihat pemandangan Taman Nasional Baluran dari ketinggian.

Menara pandang

View savanna Bekol dari menara pandang

Menara pandang dengan latar belakang gunung Baluran

Objek wisata di dalam Taman Nasional Baluran ini sebenarnya bukan hanya savanna Bekol dan Pantai Bama saja. Masih ada yang lain, seperti Pantai Bilik Sijile yang sepertinya lebih bagus dari Bama, goa jepang, sumur tua, dll. Tapi karena akses ke tempat-tempat tersebut susah dan tidak dapat dilalui oleh mobil, maka kami tidak mengunjunginya. Untuk yang mau meng-explore lebih jauh memang sebaiknya tracking. Untuk jalur tracking di sekitar Bekol dan Bama sudah jelas dan ada papan petunjuk, jadi jangan khawatir.

Bagi yang menyukai petualangan di alam liar, harus datang ke Baluran!

Untuk info lebih lanjut silahkan ke web-nya Taman Nasional Baluran.

(Photos taken by me & Mehdia Iffah Nailufar)

22 thoughts on “Taman Nasional Baluran, Africa Van java

  1. hallo, salam kenal :)

    cerita mbak sangat membantu sekali. Gaya bahasanya juga asik, detail dan mudah dimengerti. Terima kasih mbak..

    kebetulan tgl 6 Agustus ini sy ingin ke TN Baluran. Kira-kira kl saya kesana sendiri aman gak mbak?(aman dr hewan agresif mau pun kriminalitas).
    Apa saya harus membawa kendaraan pribadi atau ada penyewaan kendaraan disana? memungkinkan saya tempuh berjalan kaki kah?

    mohon bantuan infonya mbak :)

    btw saya bookmark ya buat tambahan panduan perjalanan nanti. Terima kasih :)

    salam,

    • Hallo Ramanda,
      Ini yang ditanyakan maksudnya di dalam Balurannya kan? Aman kok kalau mau jalan. Asal jalannya pagi atau siang lho ya. Jalannya juga jelas sekali, banyak papan petunjuk. Waktu itu saya sempat ketemu beberapa orang yg berjalan kaki. Tapi mereka berombongan sih, gak ada yg sendirian. Hehe. Tapi saya rasa sih aman-aman saja. Soalnya kata orang situ, binatang buasnya gak suka ketemu manusia. :D
      Bawa kendaraan pribadi lebih baik, biar gak capek. Haha. Setau saya di situ sih ga ada penyewaan kendaraan.
      Senang bisa membantu :)

      • iya mbak di dalam balurannya. Saya bakal nyari sewa kendaraan/ojeg/tumpangan dulu sepertinya, mengingat jarak batangan-bekol 12 km hehehe. Binatang buas yg sering keliaran di savananya apa aja ya mbak? tau gak? berharap gak ketemu macan aja sih :D

        Oya mbak, warga disana friendly dan sudah terbiasa dgn wisatawan kah?
        apa saya mesti menghubungi kantor TN Baluran utk konfirmasi sewa penginapan? dapet info dr beberapa artikel seperti itu. Maaf banyak tanya hehehe

      • Kalo ga salah sih ada penyewaan jeep. Tapi ya mahal yg jelas..
        Masalah penginapan, mending booking dulu aja. Sama sekalian tanya, kira2 ada petugas setempat yg bisa jd ojek bayaran atau tidak. Mereka sudah terbiasa sama wisatawan kok.
        Yg muncul di savana itu paling rusa, banteng & monyet. Binatang buasnya takut sama manusia :D

  2. oke mbak Intan, terima kasih infonya. Saatnya berangkat!
    Semoga ada kesempatan bisa trip bareng. “The lion sleeps tonight” #nowplaying :D

  3. wah, itu padang savana-nya gak kalah keren dengan di Dompu. Namanya “doro ncanga”. Banyak pendaki gunung Tambora yang lewat jalan ini berdecak kagum karena keindahannya. :)

  4. sensasi dan petualanganya sama persis kayak yang gw alamin..bedanya adalah gw nite trekking dari bekol ke bama menempuh 3 km savanna hanya untuk nyari makan sesuap nasgor dengan berjalan kaki!!!

  5. Hello mbak, cerita dan fotonya keren2! :) saya bisa minta CP untuk penginapan di dalam baluran? Kalau bisa di pantai Bama… Tolong email CPnya ke yuni.isher@gmail.com ya? Thanks before mbak… :)

Leave a reply to Intan Primadewati Cancel reply