A Couple Days in Singapore

Banyak yang bilang kalo orang Indonesia pertama kali ke luar negeri biasanya ke Singapore. Itu pula yang terjadi pada saya. Berawal dari rencana liburan kantor. Saya mengusulkan untuk pergi ke Singapore sekaligus studi ekskursi (secara kantor kami konsultan arsitektur gitu loh #alibi). Alhamdulillah kok ya usulan saya dikabulkan *nangis terharu* *soalnya gratisan*

Sabtu, 4 Februari 2012

Kami ber-11 (saya, Mehdia, Ipunk, Adisty, Vinca, mas bos Kalson, mbak bos Lala, serta mbak bos Devi yang membawa 3 orang anggota keluarganya) bertolak dari bandara Juanda Surabaya pukul 16.40 menggunakan maskapai Jetstar. Pukul 19.50 waktu Singapore, kami mendarat di Changi International Airport. Kedatangan kami adalah di Terminal 1 Changi.

Di bagian setelah counter arrival immigration di Changi ini terdapat rak-rak yang menyediakan tourism map Singapore gratis. Ada juga brosur-brosur lain yang berhubungan dengan pariwisata Singapore. Brosur dan peta tersebut akan sangat membantu untuk para wisatawan.

Setelah beres masalah imigrasi, kami menuju stasiun MRT Changi. Singapore terkenal dengan sistem transportasi umumnya yang aman, nyaman dan bersih. Kita bisa berpergian ke berbagai tempat wisata di Singapore dengan menggunakan MRT dan bus.

MRT

Ada 2 pilihan tiket jika kita ingin menggunakan MRT, LRT & bus di Singapore. Pilihan pertama adalah menggunakan one-way ticket (tiket sekali jalan) dan pilihan kedua adalah dengan kartu EZ-link. Kartu sekali jalan hanya diperuntukan untuk perjalanan satu kali saja, sedangkan kartu ez-link ini bisa digunakan berkali-kali dengan sistem pra-bayar. Kita bisa mengisi ulang EZ-link jika dananya sudah tidak cukup untuk perjalanan berikutnya. Saat itu kami memilih menggunakan EZ-link. Kartu EZ-link ini berlaku hingga 5 tahun. Harganya 12 SGD, dengan isi 7 SGD.

Dari stasiun MRT Changi kami menuju stasiun MRT Eunos, yaitu stasiun yang terdekat dengan hotel yang telah kami sewa. Dari Eunos, kami naik bus kemudian berjalan kaki. Ternyata eh ternyata, kami berjalan memutar dan semakin jauh dari tujuan kami, yaitu Joo Chiat Road. Berhubung kami sudah sangat kelaparan, akhirnya kami mampir makan di satu kedai makanan Malaysia, kemudian melanjutkan perjalanan ke hotel dengan taksi. Oya, peraturan di Singapore ini mengharuskan maksimal 4 penumpang dalam 1 taksi. Btw, supir taksi yang kami naiki ini ganteng macam artis Korea. Hihi…

Hotel 81 Sakura, Joo Chiat Road ini bernuansa Jepang. Saya, Adisty, Mehdia, dan Vinca mendapat family room di attic hotel. Kamar kami berfasilitas double queen bed, AC, TV, serta kamar mandi dengan shower dan bathtub. Wi-fi gratis juga tersedia, namun harus meminta passwordnya terlebih dahulu di resepsionis. Rate kamar kami 149 SGD/malam.

Lobby Hotel 81 Sakura

Lingkungan sekitar hotel kami ini merupakan perkampungan Vietnam. Arsitektur bangunan-bangunannya khas. Selain itu juga banyak tempat makan, hostel, pub, karaoke, dan sevel di dekat hotel.

Hotel 81 Sakura

Joo Chiat Road

Minggu, 5 Februari 2012

Pukul 08.00 kami memulai perjalanan. Makan pagi dulu di sebuah vegetarian resto dekat hotel. Harganya 3 SGD untuk saya makan berdua dengan Vinca, karena porsinya terlalu besar untuk ukuran saya.

Setalah itu kami ber-11 berjalan menuju stasiun MRT Paya Lebar. Stasiun ini ternyata lebih dekat dari penginapan kami. Itu pun jaraknya 2 km dari hotel dengan berjalan kaki. Tapi berjalan kaki di Singapore sangat nyaman karena pedestrian way-nya yang lebar, bersih, tanpa gangguan pedagang kaki lima, dan banyak pohon-pohon besar yang menaungi.

Stasiun MRT Paya Lebar

Pedestrian way

Pedestrian way

BUGIS STREET

Dari Paya Lebar kami menuju ke Bugis. Stasiun MRT nya terletak di bawah mall bernama Bugis Junction.

Bugis Junction

Di seberang mall ini terdapat pusat perbelanjaan murah, yaitu Bugis Street. Bugis Street ini adalah tempat shopping jalanan terbesar di Singapura. Tempat ini salah satu jujukan para turis untuk membeli oleh-oleh dan souvenir khas Singapore. Di sini kami kalap memborong oleh-oleh. Belum-belum tas sudah berat oleh belanjaan. 50 SGD pun terbang melayang ke tangan para penjual.

Di depan Iluma, di samping Bugis Street

Bugis Street

Bugis Street

ORCHARD ROAD

Perjalanan berlanjut ke Orchard Road, jalanan paling nge-hits seantero Singapore. Di sepanjang jalan ini berdiri mall-mall megah yang menjual brand fashion internasional, seperti Prada, Louis Vuitton, Dior, dll. Jalan ini ramai dengan pejalan kaki yang menenteng barang belanjaan. Benar-benar surga bagi para shopaholic. Penjual es potong khas Singapore banyak ditemukan di sepanjang Orchard Road ini.

Ion Orchard, salah satu mall di Orchard Road

Di Orchard Road ini juga terdapat Singapore Visitors Centre. Di sini kita bisa mendapatkan berbagai informasi tentang pariwisata di Singapore. Peta dan brosur gratis juga banyak tersedia di sini.

Satu tempat unik di Orchard Road adalah House of Condom di depan Lucky Plaza. Namanya saja sudah begitu. Terbayang kan yang dijual apa? Sayang sekali kami tidak bisa foto-foto di dalam tokonya karena si mbak penjaga mondar-mandir mengawasi kami. Haha.

Lucky Plaza ini mall tempat gaulnya para TKW. Karena saat itu hari Minggu, banyak sekali TKW dengan baju kekurangan bahan mondar-mandir dan nongkrong di depan mall. Di dalam mall tidak kalah ramainya. Di toiletnya pun harus antri berjam-jam (iya ini lebay). Dan toiletnya jorok, sodara-sodara! Tissue bekas beterbangan kemana-mana. Di salah satu toilet bahkan ada yang bekas buang air kecilnya tidak disiram. Euh! Untung saya gak nemu ranjau.

Setelah makan siang di foodcourt Lucky Plaza yang sumpek, ramainya minta ampun, panas, dan jorok, kami melanjutkan perjalanan ke Marina Bay Sands.

MARINA BAY SANDS

Salah satu ikon Singapore ini adalah pusat hiburan terpadu yang di dalamnya terdapat hotel, kasino, pusat perbelanjaan, restoran, museum, taman, teater, dll. Di lantai paling atas terdapat SkyPark, yaitu kolam renang melayang terpanjang di dunia. Arsitekturnya mirip seperti kapal, dengan kantilever sepanjang 67 m. Marina Bay Sands ini berada di area Marina Bay, bergabung bersama ikon-ikon Singapura yang lain, yaitu Patung Merlion, Esplanade dan Singapore Flyer.

Di sini kami langsung menuju Marina Bay Sands Promenade, yaitu ruang terbuka yang menghadap ke Marina Bay. Dari sini kita dapat melihat pemandangan gedung pencakar langit serta patung Merlion dan Esplanade.

View Marina Bay dilihat dari Marina Bay Sands Promenade

Marina Bay Sands Promenade

Marina Bay Sands at night

SINGAPORE FLYER

Untuk menuju Singapore Flyer dari Marina Bay Sands, kami cukup berjalan kaki. Bianglala terbesar di dunia ini tingginya mencapai 165 m. Dari Singapore Flyer ini kita dapat melihat pemandangan Singapore dari ketinggian. Tiket Masuk : Dewasa SGD 29.50, Anak-anak (3 sampai 12 tahun) SGD 20.65, Lansia (60thn keatas) SGD 23.60.

Di dalam Singapore Flyer

Gardens By the Bay dilihat dari Singapore Flyer

Gedung-gedung di sekitar Marina Bay

ESPLANADE THEATRE

Esplanade – Theatres on the Bay adalah salah satu ikon Singapore. Terletak di tepi Marina Bay, dan persis bersebelahan dengan Patung Merlion yang berada di Merlion Park. Gedung yang berarsitektur seperti buah durian ini berfungsi sebagai gedung pertunjukan seni. Di dalamnya terdapat teater, concert hall, serta mall. Tidak dikenakan biaya untuk memasuki Esplanade, kecuali untuk acara-acara yang bertiket.

Karena sudah lelah berjalan kaki, saat itu kami beristirahat di teater outdoor Esplanade. Teater ini berupa amphiteatre yang menghadap langsung Marina Bay, dengan background Marina Bay Sands. Kebetulan saat itu di tempat ini ada band beraliran jazz sedang melangsungkan pertunjukan. Tidak dipungut biaya untuk menikmati pertunjukan di sini. Selain untuk menonton pertunjukan, outdoor theatre ini sering digunakan sebagai tempat hangout atau sekadar nongkrong sambil menikmati pemandangan Marina Bay.

Di outdoor theatre Esplanade

Sebenarnya kami masih ingin melanjutkan perjalanan ke Merlion Park. Tapi karena kaki kami sudah gempor sekali, akhirnya kami mengurungkan niat dan bersantai saja di teater outdoor Esplanade hingga malam hari, kemudian kembali ke hotel.

Senin, 6 Februari 2012

Hari ini kami bangun pagi dengan kaki yang sakit. Maklum orang Indonesia yang tidak biasa berjalan kaki, tiba-tiba diharuskan berjalan kaki berkilo-kilometer saat di Singapore ini. Kagok cyin.

HENDERSON WAVES

Jembatan tertinggi di Singapore ini adalah tujuan pertama kami hari ini. Dari stasiun MRT Paya Lebar kami menuju stasiun MRT Harbour Front, kemudian melanjutkan dengan bus menuju Telok Blangah. Dari situ kami harus trekking ke ketinggian sekitar 36 m. Jembatan ini menghubungkan Mount Faber Park dan Telok Blangah Hill Park.

Dinamakan Henderson Waves karena arsitektur jembatan ini terdiri dari tujuh gelombang baja melengkung naik turun. Lengkungan-lengkungan tersebut berfungsi sebagai shelter dengan tempat duduk di dalamnya.

VIVO CITY

Dari Henderson Waves, kami menuju Vivo City. Mall terbesar di Singapore ini terletak di Harbour Front, di sebelah pantai di seberang Sentosa Island. Kami menuju outdoor rooftop nya untuk beristirahat sejenak di sana sebelum melanjutkan perjalanan ke Sentosa Island.

Rooftop Vivo City

SENTOSA ISLAND

Sentosa Island adalah sebuah pulau buatan yang berisi berbagai macam atraksi, hiburan, tempat makan, serta pantai. Di dalamnya terdapat taman bermain yang terkenal, yaitu Universal Studio. Ada beberapa cara untuk menuju Sentosa Island. Yang kami tempuh adalah dengan Sentosa Express yaitu semacam MRT, melalui Sentosa Station yang berlokasi di dalam Vivo City (lobby L, level 3). Harga tiketnya 3 SGD.

Lake of Dreams di Sentosa Island

Di dalam Sentosa Island ini terdapat berbagai banyak atraksi yang tentu saja tidak dapat dikunjungi kesemuanya dalam satu hari. Kami hanya berkunjung ke atraksi yang tiket masuknya murah. Haha. Di Universal Studio pun kami hanya berfoto di depan ikon bola dunianya. Tiket masuknya mahal bok.

The Merlion

Merlion Tower yang tingginya mencapai 37 m ini adalah salah satu spot favorit untuk berfoto. Lokasinya di Imbiah Station – Sentosa. Harga tiketnya 8 SGD untuk orang dewasa dan 5 SGD untuk anak kecil umur 3-12 tahun.

Kita dapat memasuki Merlion Tower ini. Di dalamnya, kita dapat menonton film animasi singkat tentang asal muasal Merlion dan sejarah negara Singapore. Selain itu juga terdapat café dan toko yang menjual oleh-oleh khas Singapore.

Setelah itu, kami menuju puncak Merlion Tower. Di sana kita bisa menikmati pemandangan Sentosa secara 360 derajat, termasuk pantai di Singapore bagian Selatan.

View dari puncak Merlion

Siloso Beach

Dari Merlion, kami menuju Siloso Beach. Kami berjalan kaki menuju Beach Station, kemudian kami naik Siloso Beach tram untuk menuju bagian paling ujung pantai. Di pinggir Siloso Beach ini terdapat banyak café, bar, club, resort, restoran, serta berbagai macam tempat bermain.

Pantainya sih biasa saja. Kalah jauh bila dibandingkan dengan pantai-pantai di Indonesia. Pasirnya putih, namun daratan yang tertutupi pasir ini terasa sangat keras. Kemungkinan cor-coran beton. Ya wajar sih, namanya juga pulau buatan. Kami juga sempat menemukan pipa di balik pasir pantai, yang sepertinya digunakan untuk drainase pulau ini.

Kami berjalan menyusuri pantai untuk kembali ke Beach Station. Kemudian menunggu beberapa saat untuk menonton pertunjukan Songs of the Sea.

Songs of the Sea

Songs of the Sea adalah pertunjukan yang menyajikan kombinasi drama musikal, permainan air, efek cahaya dari sinar laser dan kembang api. Pertunjukan ini berlangsung selama 1 jam, dan hanya ada 2 pertunjukan setiap harinya, yaitu pukul 19.40 and 20.40. Khusus hari Sabtu ada pertunjukan tambahan pada pukul 21.40. Harga tiketnya 10 SGD /orang. Pertunjukan yang mendapatkan penghargaan internasional ini wajib ditonton apabila datang ke Singapore.

(taken by Mehdia)

Firework (taken by Mehdia)

Seselesainya pertunjukan, kami keluar dari Sentosa Island. Kembali ke Vivo City dengan menggunakan Sentosa Express. Lalu melanjutkan perjalanan menuju Clarke Quay.

CLARKE QUAY

Kami turun di stasiun MRT Clarke Quay. Stasiun MRT ini langsung terhubung ke Central Mall. Cari jalan keluar ke arah sungai (Singapore River), dan setelahnya kita akan disambut pemandangan gemerlap lampu-lampu bar, pub dan restaurant di seberang Singapore River.

Clarke Quay adalah wilayah festival tepi sungai satu-satunya di Singapore yang menggabungkan makanan, perbelanjaan dan hiburan. Di sini terdapat deretan bar, restoran, dan club dengan alunan musik dugem hingga jazz. Ada restoran yang cozy dan cocok untuk bersantap dengan teman ataupun pasangan, ada juga bar dan tempat dugem dengan waitress berpakaian seksi. Suasana party dan eksklusif sungguh sangat terasa di sini. Jika tidak bersama dengan bos, saya sangat tidak berani untuk mampir di salah satu restorannya. Harganya sangat tidak bersahabat untuk kantong yang pas-pasan. Kebetulan saat itu di sebelah restoran kami ada pertunjukan belly dance. Konon semakin malam, aktivitas di sini semakin “liar”.

Salah satu bar di Clarke Quay

Dari Clarke Quay, kami langsung kembali ke hotel. Keadaan kaki kami hari ini dobel gempor.

Selasa, 7 Februari 2012

Ini hari terakhir liburan kami. Siang nanti kami sudah harus kembali ke Surabaya. Karena gak mau rugi, paginya kami sempatkan untuk jalan-jalan meskipun waktunya tidak banyak. Dari MRT Paya Lebar, kami menuju MRT Esplanade. Keluar di City Link Mall. Kemudian kami menyusuri beberapa taman kota untuk menuju Esplanade Theater. Karena kemarin belum sempat berfoto di depan Esplanade ini, hari ini kami gunakan untuk sepuasnya berfoto di sini.

Pulangnya kami melewati depan Singapore City Hall yang sedang dalam renovasi. Kemudian menyusuri halaman St. Andrew’s Cathedral, lalu kembali ke hotel dengan MRT.

Singapore City Hall yang sedang direnovasi

St. Andrew’s Cathedral

Pukul 11.00 kami sudah berada di Changi International Airport untuk bersiap kembali ke Surabaya dan kembali kerja keesokan harinya. Ohh tidaaakk!!! *digetok bos*

10 thoughts on “A Couple Days in Singapore

Leave a reply to ike Cancel reply