The Waroeng of Raminten

Saya sudah beberapa kali dengar nama House of Raminten, resto di Yogyakarta dengan konsep yang unik dan cowok-cowok cantik yang jadi pelayan. Di kunjungan ke Yogya kali ini, saya sudah niat banget pingin ke sana karena penasaran. Setelah browsing, ternyata Raminten punya cabang di Kaliurang, dengan nama The Waroeng of Raminten. Karena bentuk restonya yang sepertinya menarik, cuss deh saya nyobain  Waroeng of Raminten  yang terletak di Jl. Kaliurang Km. 15,5 Yogyakarta.

Bangunan  Waroeng of Raminten bergaya ala kampung Jawa, dengan dominasi material kayu dan pernak-pernik yang unik.  Ada 3 area makan yang disediakan, yaitu area duduk dengan meja dan bangku di bangunan utama, lesehan di 2 pendopo berbentuk joglo, dan lesehan di beberapa saung kecil. Ketiga area makan itu mengelilingi kolam ikan besar yang ada di tengah-tengah lahan. Nampaknya area kolam ini bisa dijadikan venue sebuah acara, karena ada panggung terbuka yang disediakan di ujung kolam, berikut selasar yang membelah kolam menjadi dua.

IMG_6201

IMG_6211

IMG_6210

Suasananya menyenangkan, karena punya pemandangan taman yang menyegarkan, dengan lahan yang luas dan hawa yang sejuk. Cocok untuk berkumpul dan bersantai bersama keluarga, teman, atau pasangan. Tapi, bagaimanakah rasa masakannya?

Setiap datang ke resto baru, saya selalu tanya menu apa yang jadi favorit pengunjung dan apa yang direkomendasikan. Menurut si pelayan, ayam bakar jadi salah satu menu yang banyak dipesan. Jadilah kami memesan ayam bakar ditambah bakmi goreng dan tempe mendoan sebagai cemilan. Saya memesan es krim goreng karena penasaran sama rasanya. Dan mas Anton yang doyan makan aneh-aneh, memesan wedang uwuh yang menurut saya penampakannya kayak sampah dedaunan yang dijadikan minuman.

cats

Soal rasa, ayam bakarnya biasa banget, kayak masakan rumahan. Begitu pula bakmi gorengnya, nothing special. Tempe mendoan sama es krim gorengnya boleh lah, tapi ya standard aja. Wedang uwuhnya saya gak nyobain karena liat bentuknya aja males. Sedangkan minuman yang saya pesan (lupa namanya, hehe) rasanya seperti teh manis yang diberi buah kalengan. Cukup enak sih, segar. Harganya? Murah dan terjangkau kok. Yang pasti gak akan merogoh kocek terlalu dalam.

Baca juga :

8 thoughts on “The Waroeng of Raminten

  1. Dulu sih aku suka ya ke raminten. Tp lebih sering yg di kotabaru. Tp akhir2 ini jarang ke sana. Standar sih menu nya. Asik di suasana aja. Males jg ngantrinya. Lamaaaaa
    Enjoy jogja, btw ;)

  2. Kalo saya masih penasaran dengan warung yang menjual Indomie Super Copy. Jadi konsepnya itu mereka jual Indomie yang dimasak persis seperti foto di covernya. Terakhir ke Jogja Januari lalu belum nemu juga ada di mana.

      • Jogja emang tak pernah sama tiap kali kembali ke sana, selaluuuu saja ada yang baru dan tak habis untuk dijelajahi. Selamat liburan!

    • Halo Ncis.. ketemu lagi hehe.. Yang dimaksud itu namanya Mie Persis. Jual indomie yang penyajiannya sama persis kayak di bungkusnya. Suamiku pernah makan di situ tapi aku blm pernah nyobain. Penasaran juga. :D

  3. Wedang uwuh kan secara harfiah artinya emang minuman sampah karena terdiri dari campuran berbagai dedaunan. Wah aku belum pernah di ke Waroeng of Raminten, kalo ke House of Raminten lumayan sering bareng temen2 dulu. Rasa makanannya oke tapi ga spesial banget. Suasana dan penyajiannya kali ya yg bikin resto ini beda dari yg lain. Dan pelayan cowoknya ga cantik ah.. Gagah sih..tapi you know lah..hehe.. Temen2ku yg cowok kalau ke sini bilang mesti sama temen2 yg cewek. Buat jaga2. :p *entahlah jaga2 apa*

Leave a reply to maisyafarhati Cancel reply