“Tempat meetingnya enggak jadi di Jatim Park, tapi di Museum Angkut,” kata budhe.
“Aku belum pernah ke sana, budhe! Masuk gratis kan?? Asiikk…”
Hari itu saya sedang ngintilin si budhe ke Malang dalam rangka meeting dengan si A, si B, dan si C. Kebetulan seorang yang ditemui minta janjian di Museum Angkut. Katanya sih beliau Asisten Manajer -nya Museum Angkut. Mendengar itu, saya berharap banget bisa masuk museum gratisan. Lumayan, hemat 75 ribu untuk tiket masuk. Hihi. Saya juga agak malas mengeluarkan duit yang menurut saya cukup mahal untuk sebuah museum yang saya belum yakin bagus atau tidaknya.
Setelah ngobrol-ngobrol beberapa saat di kantor Bapak Asisten Manajer, si budhe mulai melancarkan serangannya,”Pak, boleh donk kami lihat-lihat dalamnya museum?” Si Bapak lalu menjawab,”Boleh bu, silahkan.” Dengan modus untuk survey sebagai bahan contoh proyek dan lain sebagainya, kami minta si Bapak Asisten Manajer untuk menemani kami berkeliling dari satu ruang ke ruang yang lain. Masuk gratis, dan ada yang memandu pula. Betapa beruntungnya. Hehe.
Museum Angkut adalah wahana rekreasi baru di Kota Batu, Malang. Letaknya tak jauh dari Jatim Park 1. Kesan pertama Museum Angkut : eksteriornya biasa saja. Sebagai tempat rekreasi, bagi saya tampak luarnya kurang begitu menarik. Sepertinya sengaja dibuat seperti studio-studio di Hollywood sana, karena Museum Angkut ini ada sub-judulnya, yaitu Movie Star Studio. Museum Angkut dibangun untuk menghargai para pencipta berbagai jenis angkutan di dunia. Jadi jangan salah sebut ya, Museum Angkut, bukan Museum Angkot. Hihihi.
Museum Angkut ternyata punya banyak zona yang kece untuk dibuat berfoto ria. Begitu masuk, kami disambut pemandangan kota tua Jakarta. Ada bajaj dan becak-becak yang berjejer, dokar, hingga sepeda pedagang buah, gerobak rokok, dan lain-lain. Di zona ini juga ada set Stasiun Jakarta Kota dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Rupanya zona ini adalah Zona Sunda Kelapa dan Batavia, yaitu Jakarta tempo dulu saat menjadi pelabuhan terkenal di jaman Belanda.
Berikutnya, kami masuk ke dalam ruangan yang berisi mobil-mobil antik, sepeda dan sepeda motor tua, serta merk-merk ban terkenal di dunia. Saya yang penasaran, bertanya pada si Bapak Asisten Manajer,”Pak, pemilik mobil sebanyak ini siapa saja sih?” Si Bapak menjawab,”Ini punya satu orang mbak, owner-nya Jatim Park. Beliau mengumpulkan mobil-mobil ini dari seluruh Indonesia.” Wow, segitu banyak dipunyai sendiri? Pasti si owner ini kalau kentut pun keluarnya duit kali ya.
Selanjutnya kami masuk ke Zona Gangster dan Broadway. Di zona ini kami disambut oleh replika penjara, kantor polisi, serta kota ala gangster. Dilanjutkan dengan Broadway Street yang dilengkapi setting panggung Broadway, serta deretan Broadway Theater yang memajang poster-poster berbagai pertunjukan musikal broadway. Mobil-mobil antik pun ikut ditampilkan sepanjang jalan. Zona ini keren lho. Sementara belum keturutan ke Broadway, foto-foto di sini aja dulu. Hihihi.
Zona berikutnya adalah Zona Uni Eropa. Zona ini menampilkan suasana malam kota di Italia, Perancis, Jerman, dan Inggris yang merupakan negara-negara tersohor di Eropa. Suasana kota tersebut dilengkapi dengan berbagai merk dan mode angkutan yang berasal dari tiap negara, seperti Mercedes Benz, Citroen, Austin, dan lain-lain.
Keluar dari Zona Uni Eropa, kami disambut oleh pemandangan Istana Buckingham beserta taman bunga yang menghampar di depannya. Rupanya ini adalah Zona Inggris. Di dalamnya tentu saja ada merk-merk mobil terkenal asal Inggris, seperti Bentley, Austin, Mini Cooper, Rolls Royce, dll. Setting ala Istana Buckingham juga melengkapi zona ini, termasuk patung Ratu Elizabeth yang sedang duduk di singgasana kerajaan.
Selanjutnya adalah Zona Las Vegas dan Zona Hollywood. Berbagai replika aktor dan aktris film terkenal Hollywood ada di zona tersebut. Sayangnya karena diburu waktu, kami tidak sempat berfoto di zona ini. Cukup membuat lapar juga ternyata beberapa jam berkeliling museum ini. Untungnya Museum Angkut juga dilengkapi zona makanan, yaitu American Fast Food dan Pasar Apung Nusantara yang menyediakan berbagai masakan khas Indonesia. Disebut pasar apung karena memang bangunannya dibuat di atas danau buatan. Desainnya juga dibuat tradisional, yaitu paduan rumah adat Nias, Papua, Dayak dan Jawa.
Museum Angkut cukup keren sebagai tempat rekreasi bersama teman dan keluarga. Penggemar fotografi dan mobil-mobil antik pastinya akan sangat senang berada di dalamnya. Bahkan sampai dibuat tempat syuting segala lho. Di hari yang sama saat kami datang, ternyata Anang dan Ashanti sedang melakukan syuting video klip terbaru mereka di Museum Angkut. Yang pasti, dengan harga tiket yang agak mahal, Museum Angkut ini cukup worth it kok.
waaa makin banyak tempat kece ya di Malang!
wow *ngeces
*sodorin lap iler*
^_^
Pingback: Museum Angkut di Malang – liburwisata