Apa yang kamu pikirkan pertama kali jika mendengar kata “kampung”? Gang-gang sempit yang kumuh dan bau, dengan anak-anak kecil yang berlari-lari? Atau desa di kaki gunung dengan persawahan hijau yang membentang? Bagi penduduk kota yang setiap hari bergelut dengan kebisingan jalan, suasana kampung yang tenang, sejuk, dan dekat dengan alam adalah sebuah kemewahan. Tidak punya kampung? Datang ke tempat ini mungkin bisa jadi pilihan.
Perkenalkan Kampoeng Djawi, kompleks outbound dan penginapan yang berada di Wonosalam, Jombang. Lokasinya yang berada di pelosok desa, sekitar 25 km dari jalan utama, membuatnya jauh dari kebisingan kota. Terletak di ketinggian 750 mdpl, dikelilingi oleh pegunungan dan hamparan sawah, membuat tempat ini cukup sejuk. Sangat cocok untuk lari sejenak dari rutinitas sehari-hari.
Salah satu tujuan Kampoeng Djawi adalah melestarikan arsitektur dan budaya Jawa, khususnya Jawa Timur. Oleh karena itulah semua bangunan di Kampoeng Djawi berarsitektur Jawa. Di pintu masuk, kita akan disambut gapura candi yang akan mengarahkan pengunjung ke bangunan lobby berbentuk joglo yang keren. Masuk ke dalam lagi, kita akan menemukan pendopo joglo, bangunan-bangunan penginapan berbentuk joglo dan limasan, serta bangunan dapur. Tidak hanya bentuk bangunan, interior serta pernak-perniknya semua bernuansa Jawa.
Bangunan penginapan terdiri dari beberapa rumah yang tersebar di area kompleks, berbentuk joglo dan limasan. Konon katanya, rumah-rumah tersebut dibeli dari pelosok desa di beberapa daerah Jawa Timur dan dibangun kembali di Kampoeng Djawi. Masing-masing rumah berkapasitas 4 hingga 32 orang. Total kapasitas mencapai 120 orang.
Area outbound di Kampoeng Djawi berupa ampitheatre yang terletak di tengah-tengah kompleks. Area terbuka ini berupa lapangan rumput dan tribun yang dilengkapi panggung untuk pertunjukan tari, musik, dll. Saat malam hari biasanya diadakan acara api unggun di sini. Seru ya! Nah, di sekeliling ampitheatre ini terdapat lintasan high rope games yang merupakan rangkaian dari acara outbound.
Di sebelah ampitheatre, terdapat sebuah pendopo berupa bangunan joglo asli berumur lebih dari 150 tahun yang didapat dari pelosok kampung, kemudian dibangun kembali dengan sedikit modifikasi. Pendopo ini berfungsi sebagai area serbaguna. Bisa digunakan sebagai tempat berkumpul dan melakukan berbagai pertemuan. Disediakan gamelan yang bisa dimainkan sesuai dengan permintaan pengunjung.
Fasilitas lain adalah pawon alias dapur, yaitu tempat masak sekaligus tempat makan a la tempoe doeloe. Pawon dilengkapi area makan outdoor yang apik dengan deretan meja dan bangku dari kayu, serta pohon-pohon sebagai peneduh. Ada juga kolam renang yang terletak di area rumah pemilik, tapi bebas digunakan oleh siapa saja yang berkunjung.
Arsitektur bangunan Kampoeng Djawi, didukung oleh tatanan landscape yang menarik. Tamannya ditata apik oleh tumbuh-tumbuhan hijau yang rindang, sungai-sungai kecil dengan gemericik air, danau buatan, jalur refleksi, gazebo, beberapa kursi taman, serta ayunan. Letaknya yang menghadap hamparan sawah juga semakin menambah segar suasana di Kampoeng Djawi.
Reblogged this on mariaaugustien.
Tempat seperti ini sangat saya rindukan,
jauh dari penatnya kehidupan perkotaan.
menyingkirkan sejenak urusan kerjaan dan memilih bersantai di tempat ini.
Hloh aku yang orang jombang saja belum pernah ke sini hahahahaha…
kayaknya keren deh tempatnya :D
Salam
waaa… saya pengen banget suatu saat bisa kesini. Thx, infonya, ya :)
Bagus dan apik! Pasti suatu saat akan menginap di sini kalau lagi pulang kampung. Terus di Jombang ada apa saja ya?