Pesona Gili Labak di Madura

“Duh, kangen ke pantai nih. Pantai mana pantai?”, tulis saya di salah satu jejaring sosial. Beberapa saat kemudian, handphone saya berbunyi. Bukan notifikasi komen status tersebut, melainkan message dari salah seorang teman yang berisi, “Tanggal 15-16 November ke Gili Labak yuk. Mau ikut gak?”. Tak disangka, Tuhan cepat sekali menjawab keinginan saya. Tanpa pikir panjang, saya mengiyakan ajakan tersebut. Pantaaaiii!!! :D

By the way, ada yang sudah pernah mendengar tentang Gili Labak sebelumnya? Tau gak itu di mana hayoo?

Kalau kalian menjawab Gili Labak ada di Lombok, itu salah besar, kawan! Istilah “Gili” untuk sebuah pulau kecil ternyata tak hanya dipakai oleh orang-orang Lombok. Beberapa pulau kecil di Madura juga memakai istilah “Gili”. Ya, Gili Labak termasuk dalam wilayah Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Madura. Pulau kecil ini terletak di sebelah tenggara Pulau Puteran atau Pulau Madura. Keberadaannya memang belum banyak diketahui orang.

Dengan menyandang ransel, saya bersama 12 teman CouchSurfing dan BPI Surabaya memulai perjalanan dari Terminal Bungurasih, Surabaya pada Sabtu malam. Naik bus? Oh, tentu tidak, karena kami menyewa elf langganan yang sering menemani kami di trip-trip sebelumnya. Elf tersebut membawa kami menempuh perjalanan menuju Pelabuhan Kalianget, Sumenep; pelabuhan di Selatan Pulau Madura, tempat penyeberangan menuju Gili Labak dan pulau-pulau lain.

Singkat cerita, karena banyak halangan dan rintangan yang menghadang, kami baru sampai di Pelabuhan Kalianget pada jam setengah 8 pagi. Dan baru bisa menyeberang ke Gili Labak pada jam setengah 10, dikarenakan air laut di dermaga sedang surut sehingga kapal tidak bisa jalan!

Kapal yang membawa kami ke Gili Labak

Kapal yang membawa kami ke Gili Labak

Narsis di kapal, tak lupa membawa banner -__-

Narsis di kapal, tak lupa membawa banner -__-

Perjalanan 2 jam dengan kapal kebanyakan kami habiskan dengan tidur di geladak kapal. Keadaan Selat Madura saat itu tenang dan tidak ada ombak. Mendekati pulau, warna air laut mulai berubah menjadi biru muda, tanda laut yang dangkal. Beberapa teman sudah heboh berfoto dan menunjuk-nunjuk terumbu karang yang terlihat dari atas kapal. Saya sendiri sudah tak sabar untuk nyebur ke laut dan melihat sendiri pemandangan bawah lautnya yang katanya masih bagus itu.

Gili Labak

Gili Labak

IMG_0068

Birunyaa!!

Kapal merapat ke pantai. Kami berloncatan keluar, menaruh barang bawaan di pantai, kemudian melakukan aktivitas masing-masing. Ada yang mengelilingi pulau, ada yang memilih untuk duduk-duduk di pantai, dan ada yang berenang. Saya termasuk yang memilih untuk berenang. Tak lupa memakai mask dan snorkel terlebih dahulu, agar maksimal menikmati pemandangan bawah lautnya :D

IMG_0082

Berenang sekitar 10-15 m dari bibir pantai, saya sama sekali tidak menemukan pemandangan bawah laut yang katanya bagus itu. Terumbu karangnya hampir semua sudah hancur dan rusak. Saya menemukan beberapa soft coral yang berwarna kuning dan biru, serta anemon laut yang masih sehat, namun itu jumlahnya sangat sedikit. Ada ikan-ikan kecil yang sesekali berenang hilir mudik, tapi tak banyak.

Sisi pulau yang kami datangi ini sepi. Sama sekali tidak ada pengunjung lain selain kami. Bahkan penduduk pulau pun sama sekali tak terlihat. Menurut sebuah sumber dari internet, penduduk Gili Labak memang hanya 35 kepala keluarga (KK) atau 105 jiwa. Luasnya tidak lebih dari 5 hektar. Dibutuhkan tidak lebih dari 30 menit untuk berjalan satu putaran mengelilingi pulau ini.

IMG_0086

Menurut sumber tersebut, kondisi pulau ini serba terbatas. Sumber air bersih tak ada, tanah gersang, listrik pun tidak menjangkau pulau tersebut. Warga kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan pokok, sehingga mereka harus membeli dan mendapatkan kebutuhan mereka di daratan dan mengambil air bersih di pulau lain. Sumber penghasilan utama mereka bergantung pada hasil laut. (Sumber : Data dan Informasi Pulau-pulau Kecil Indonesia)

Overall, Gili Labak memiliki pantai yang indah, dengan pasir yang putih dan air laut yang biru. Pulau ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu pariwisata di Sumenep, Madura. Sama sekali belum ada fasilitas untuk umum di sana, jadi bawalah perlengkapan sendiri (makan, mask + snorkel, pelampung, dll) jika berniat untuk berkunjung.

And…enjoy the photos! :D

IMG_0079

IMG_0087

IMG_0096

IMG_0100

IMG_0109

Notes :

1. Ada bus dari Terminal Bungurasih, Surabaya menuju Sumenep dengan jadwal keberangkatan tiap jam. Perhentian terakhir adalah di Pelabuhan Kalianget, Sumenep.

2. Sewa kapal PP Kalianget – Gili Labak sekitar 500 ribu, dengan kapasitas sekitar 15 orang. Harga ini tidak pasti, jadi pandai-pandailah menawar.

Ingin ke Gili Labak dan jelajah Pulau Madura? Mari ikut trip Overland Madura bareng Berangan Trip. Cek detailnya di http://wp.me/p3FEJm-jO

Baca juga : Melintasi Pulau Madura

31 thoughts on “Pesona Gili Labak di Madura

  1. Pantaaaaaai… Ini kondisi pantainya hampir mirip dengan pulau-pulau di Kepulauan Banyak, Aceh. Terumbu karang banyak yang rusak tapi keindahan pantainya juara! Hhhhh… jadi kangen pantai! XD

  2. Boleh minta kontak ELF itu kah? Oh iya enaknya kalo kita kesana dr jakarta apakah homestaynya di kota surabaya atau diarea deket terminal Bungurasih? Thanks :-)

    • Waduh, waktu itu elf-nya diuruskan sama teman, jadi enggak tahu menahu kontaknya. Dari jakarta naik apa dulu? Kalo pakai pesawat, bisa cari hotel2 murah dekat bandara. Dekat terminal Bungurasih pun banyak. Bandara-Bungurasih bisa pakai Damri 20 ribu.

  3. Apa memungkinkan kalo dibuat perjalanan PP? jadi pagi2 nyebrang ke gili labak,sorenya udah balik.

  4. Harus nyoba ke pantai klayar,pacitan. Meskipun agak rusak jalannya tapi view nya gak mungkin bikin nyesel dah ^^

  5. Slm kenal mba,,,
    Gili di ntb bukan istilah mba, tp bahasa samawa (sumbawa ntb) yg artinya pulau kecil.
    Btw gili labak kerennn

Leave a comment